Asal : Mayangrejo, Kec Kalitidu, Kab. Bajonegoro
Penemu : Bapak Mardjuki, pada tanggal 2 Maret 1992
Bahan : Tembaga
Tulisan : Jawa Kuno
Bahasa : Jawa Kuno
Jumlah : 17 lempeng
Angka tahun : 1223 Caka/ 1301 Masehi
Hari : Sabtu pasaran Legi
Nama raja : Kertarajasa Jayawardhana
Nama Permaisuri : Sri Bhuwaneswari, Sri Rajendradewi, Prajnyaparamita
Nama Pejabat Tinggi : Rakyan Hino, Rakyan Sirikan, Rakyan Mantri Halun
Isi menyebutkan :
Pembebasan tanah di Adan-adan dari kewajiban membayar pajak
Mengangkat desa Adan-adan berstatus sebagai Sima/Perdikan/Swatantra
Diberikannya daerah Adan-adan kepada seorang pendeta raja karena telah berbakti kepada rajaKertarajasa, mengikuti segala penderitaan raja yaitu memakai pakaian kulit kayu, bertingkah susila, taat menjalankan ibadah
Batas desa Adan-adan yaitu Tinawun, Kawangan, Jajar, Tambar, Punten, Rakamang, Kebogede, Paran, Panjer, Sanda
Kutukan dari Raja kepada siapa saja yang berani melawan atau merubah keputusan Raja, seperti disebutkan dalam prasasti ini.
Prasasti ini adalah salah satu sumber penulisan sejarah, berisi peristiwa-peristiwa penting di bidang agama, pemerintahan atau sosial ekonomi. Bahan untuk menulis prasasti bermacam-macam, diantaranya: batu, kayu, daun lontar, logam (emas, perak, tembaga).
Masih perlu pengkajian dan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan desa Adan-adan yang disebutkan dalam prasasti ini. Berdasarkan toponimi baru ada dua desa yang ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini. Yakni desa Tinawung yang berlokasi di Kecamatan Malo serta Kawengan di Kecamatan Kadewan. Untuk bisa menemukan desa-desa yang lain masih perlu pengkajian lebih lanjut. Jika memang semua desa bisa ditemukan berdasarkan toponiminya. Bisa dipastikan keberadaan desa Adan-adan yang seperti disebutkan dalam lempeng prasasti ini.
Nama prasasti Adan-adan ini diambil dari penyebutan desa Adan-adan dalam prasasti tersebut. Dari isi prasasti itu jelas bahwa daerah Bojonegoro merupakan daerah yang ada ikatannya dengan Kerajaan Majapahit.
Masih banyak juga yang perlu digali dan diteliti tentang keterkaitan daerah Bojonegoro dengan Majapahit. Bisa jadi daerah yang disebutkan dalam prasasti tersebut menjelaskan dahwa daerah adan-adan ini memiliki andil yang cukup besar dalam masa awal Majapahit. Yakni masa dimana Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang yang menggulingkan Kertanegara (Raja Singhasari) pada tahun 1292 M.
Dalam kakawin Desa Warnanna atau kitab Negara Krtagama, pada 6.43. Wirama 43 bait 165 yang berbunyi “Ring sakabdhi janaryyama nrpati mantuk ring jinendralaya, sangke wruh nira ring kriyantara lawan sar-/-wwo padesa dhika,(22a) sang mokteng siwa buddha loka kalahan sri natha ling ning sarait, ringke sthana niran dhinarmma siwa budhharcca halepnyottama”.
” Tahun saka Abdhijanaryyama–1214 (1292 Masehi) Baginda wafat kembali ke Jina Loka, berkat kemahiran tentang upacara segala doktrin yang luhur, mendiang baginda raja dimakamkan di alam Siwa Buddha, di dalam candinya diabadikan Arca Siwa Buddha indahnya luar biasa” (riana, 2011:321).
Dalam upaya penyerangan ke Jayakatwang di Kadiri, Raden Wijaya di bantu oleh Arya Wiraraja dari Sungeneb (Sumenep-Madura) yang bekerjasama dengan tentara Tar-tar dari Mongolia. Dan berhasil menggulingkan Jayakatwang pada tahun 1216 Saka (1294 M). dan sejak itu Kerajaan Majapahit berdiri dengan Rade Wijaya menjadi raja pertama yang bergelar Sri Narapati Kerta Rajasa Jaya Wardhana. Hal ini tertuang dalam lontar Negara Krtgama yang berbunyi ” Ri pejah nrpa jaya katwang-awa tikang jagatalilang, masa rupa rawi sakabdha rika rnararyya sira ratu, siniwing pura ri majhapahitanuraga jaya ripu, tinelah nrpa krta rajasa jaya warddhana nrpati” yang artinya adalah Setelah wafat Jaya Katwang negeri terasa gilang gemilang, pada tahun saka Masaruparawi–1216 (1284 Masehi) Baginda (Dyah) Wijaya dinobatkan, bertahta di Majapahit disayangi oleh rakyat mampu mengalahkan musuh, baginda bergelar Sri Narapati Kerta Rajasa Jaya Wardhana..
Bahwsannya pasukan Raden Wijaya bersama Tar-tar yang berlabuh di Jawa tepatnya di Tuban, dalam perjalanan penyerbuan ke Jaya Katwang melewati daerah adan-adan dan penduduk desa adan-adan berperan membantu penyerbuan tersebut. Atas jasa penduduk Adan-adan maka Raden Wijaya memberi hadiah pembebasan penduduk adan-adan untuk membayar pajak pada kerajaan Majapahit.