Masjid At-Tauhid MAN 1 Bojonegoro (MANSARO) dibangun seluas 18×22 m2. Dengan luas 1.810,5 m2, masjid ini bisa menampung sekitar 1.300 jamaah shalat. Pembangunan masjid ini dilakukan dengan membuat masjid baru diatas lahan bagian barat daya MAN 1 Bojonegoro. Lahan tersebut dibeli tahun 2019 dengan dana sukarela yang terkumpul dari komite, alumni, dan sivitas akademika lainnya.
Pembangunan masjid ini menggunakan dana yang bersifat sukarela, awalnya tidak diketahui estimasi selesainya pembangunan. Tingginya antusiasme dari berbagai pihak membuat saat ini Masjid At-Tauhid Mansaro sudah bisa ditempati. Pembangunan masjid ini dikerjakan mulai Februari 2023 dan bisa ditempati secara penuh pada November 2023 meski masih ada kekurangan pada jendela di lantai 2 dan pintu.
Desain arsitektur masjid At-Tauhid MAN 1 Bojonegoro (MANSARO) mengacu pada desain arsitektur klasik jawa meliputi :
- Desain klasik demak-an yang meliputi : 4 tiang penyangga utama bernuansa warna hitam sebagai saka guru masjid yang bisa diartikan sebagai imam 4 madzab di agama islam. Imam 4 madzab ini adalah Imam Maliki, Imam Hanafi, Imam Hambali, dan Imam Safi’i. Empat tiang saka guru tersebut juga bisa melambangkan khulafaur rasyidin, 4 khalifah sahabat nabi yaitu Abdullah bin Kuhafah (abu bakar ash sidiq), Umar bin Khatab (Abu Abdullah), Usman bin Affan dan Ali bin Abi Thalib.
- Atap (wuwung) tumpang yaitu atap masjid yang terdiri dari tiga tingkat yang masing-masing memiliki makna :
- Tauhidul awam yang maknanya tauhidnya orang awam pada umumnya
- Tauhidun mutakallifin yaitu keyakinannya orang-orang yang mutakallif dalam artian secara keilmuan mereka lebih baik dan lebih mengerti. Pada tingkatan ini penghuninya adalah para alim ulama, fuqoha, syuhada, dan solihin,
- Tauhidul Arifin yaitu keyakinnya orang-orang yang arif billah. Yaitu tingkat keyakinannya orang-orang yang super dan luar biasa dimana kelompok ini dihuni oleh para wali, para nabi, dan para rosul.
3. Tangga untuk menuju ke masjid terdiri dari 3 tingkatan yaitu :
- Khauf yang maknanya orang dalam beribadah berdasarkan rasa takutnya kepada siksa neraka
- Roja’ yang bermakna orang beribadah didasarkan pada harapan untuk mendapatkan balasan pahala / surga
- Makhabah yang bermakna orang beribadah bukan lagi karena takut kepada Allah dan mengharapkan pahala / surga melainkan beribadah karena rasa cinta (ridho) sesuai firman Allah ‘rodhiatam mardiyah’.