Setelah kemarin (Minggu, 01/10/2023) seperti sekolah pada umumnya melaksanakan upacara bendera peringatan Hari Kesaktian Pancasila sesuai instruksi pusat. Hari ini (Senin, 02/10/2023) kembali MAN 1 Bojonegoro menggelar sepesial momen apel peringatan Hari Kesaktian Pancasila dengan tema ‘Pancasila Pemersatu Bangsa menuju Indonesia Maju’ versi MAN 1 Bojonegoro guna menumbuhkan nasionalisme berbangsa dan bernegara bagi siswa.
Kegiatan itu diadakan di halaman tengah madrasah setempat dengan diikuti seluruh civitas akademika MAN 1 Bojonegoro mulai dari Kepala Madrasah, Waka Sekolah, Guru, Karyawan/Staf dan Siswa. Senin (02/10/2023).
Said, SPd Guru Bahasa Inggris MAN 1 Bojonegoro mengatakan Hari Kesaktian Pancasila kali ini sangat sukses baik dalam apel atau acara yang ditampilkan siswa sebagai momentum penting mengenang peristiwa bersejarah di Indonesia yang melibatkan Pancasila sebagai ideologi negara.
Pada kesempatan yang sama Nadif Ulfia, MEd Guru Bahasa Inggris MAN 1 Bojonegoro menjelaskan bahwa acara ini adalah gagasan dari Kepala Madrasah, dimana acara ini untuk menumbuhkan jiwa patriotisme siswa.
“Setelah acara apel peringatan Hari Kesaktian Pancasila, hari ini ada sembilan siswa didampingi Pak Lutfi melaksanakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Desa Kedungsoko Plumpang Tuban yaitu melihat manganan dan membuat laporan terkait tradisi di sana. Hal itu bagian dari menumbuhkan dan uri-uri budaya leluhur,” terangnya.
Ditambahkan M. Saifuddin Yulianto, SAg, MPd.I Kepala MAN 1 Bojonegoro, Indonesia sebagaimana yang saya sampaikan itu istimewa. Islam kenalnya dengan sembilan wali, sementara Indonesia sembilan huruf, pancasila juga sembilan huruf sedangkan perumus pancasila juga tim sembilan. Jadi angka sembilan itu sangat istimewa.
Negara ini adalah negara yang istimewa, kalau kemudian kita tidak bangga dan cinta adalah sebuah hal yang memalukan. 350 tahun di jajah bukan masa yang pendek, politik balas budi dari Belanda dengan menyekolahkan anak-anak Indonesia ke sekolah Belanda seperti Soekarno, MH Thamrin dan lain sebagainya. Kemudian ketika pulang tetap memiliki jiwa nasionalisme yang luar biasa. Dan inilah cikal bakal yang memerdekakan bangsa Indonesia, selain ada perjuangan fisik juga ada perjuangan politis dari anak-anak yang dipinterkan Belanda dan Jepang yang menjajah kita.
Ketika negara lain tumbang karena ekonomi dan lain sebagainya, Indonesia biasa-biasa saja walaupun harga-harga mahal dan demo di mana-mana tapi kita tetap Indonesia karena itu mungkin anugerah tak terkira dari Allah SWT.
“Jangan ragukan nasionalisme anak-anak kita meskipun hari-hari ini mereka mencari jati diri sehingga terkesan nakal, iseng dan lain sebagainya tapi mayoritas dari mereka meskipun tidak bersuara, saya yakin bangga terhadap Indonesia. Dan hari ini kita buktikan anak-anak dengan latihan hanya beberapa hari, kita buat kejutan kecil alhamdulillah hari ini juga luar biasa dan Bapak/Ibu Guru yang kita minta menggunakan kostum jadul perjuangan alhamdulillah hari ini juga totalitas dan terutama terima kasih banget kepada Pak Said dan Ibu Nadif,” ujar Kepala MAN 1 Bojonegoro. (bp)