Seuntai Mawar Putih (CERPEN)

HP Cross 678, hp Cina yang dibelikan kakaku beberapa bulan lalu memang menjadi teman setiaku dirumah. Iya lah, hp ini menjadi saksi bisu perjalananku menunggu kamu. Hp ku sendiri tadi memang ramai, tapi itu bukan SMS dari kamu, aku memang menunggu sejak beberapa hari ini. Aku menunggu, kapan sms-mu menyapaku?

Sebenarnya kegalauan ini adalah proses alami dan skenario yang sengaja aku buat sendiri. Mungkin ini salahku membiarkanmu sms-an dengan gadis lain, dengan ucapanku waktu itu “iya ga pa pa sms-an lah tapi jangan sms yang memberi harapan!” dengan jelas masih kuingat jawabanmu waktu itu. “iya mout* , aku gak mungkin memberi harapan ke dia, aku sudah bilang harapanku cuma untuk kamu momoutku” preeetttt…..

*mout atau momout adalah panggilan sayang buat ku.

Aku tahu ini akan terjadi seperti yang dulu, waktu itu aku harus menjalaninya, menunggu itu pahit, apa lagi menunggu kamu!

Aku duduk sendiri dipinggir ranjang dengan selimut tebal yang membungkus hangat tubuhku…Serempak ke dua mataku tertuju ke kalender yang terpampang fotomu sebagai ketua OSIS. Aku baru sadar kalau dua hari lagi tahun baru ! Apa…..!!!! Aku tersentak dan membelalakkan mata sambil mengucap dengan kalimat yang tegas “TAHUN BARU !!!” Ah tidak…………….

Bodohnya aku, membiarkan skenario kegalauanku berjalan dengan lancar dihari yang mendekati tahun baru ini. Rasanya mustahil mendapat ucapan happy new year sayang !!!

Ratih O’on…. mana mungkin dapat ucapan spesial happy new year, hubunganmu dengan dia sekarangkan hanya sobat, bahkan baginya mungkin hanya teman biasa. Tidak seperti tahun kemarin aku rela begadang sampai jam 01.00 malam hanya agar tidak telat mengucapkan happy new year Cicimoutku sayang. Aku sayang Cicimoutku…..hehehehehe….

Bodohnya aku mau-maunya berkorban demi seseorang yang belum tentu menjadi pendamping hidup. Nah sekarang giliranku, mana mungkin dia rela berkorban semacam itu demi aku? Kasian ya aku…..

Dan sekarang aku harus siap-siap menerima yang mungkin terjadi, aku harus siap-siap kecewa, siap-siap terluka! Asal jangan sampai bunuh diri aja hehehehe…….tapi masa bodohlah itu sudah cukup mendukung bahwa dia tak mungkin come back in my heart.

Sial !!! Tahun baru ini tak kemana-mana, tak ada yang spesial hanya ditemani semangkuk mie rebus panas disamping ranjang tempat kos kakakku tinggal. Aku masih menunggu itu. SMS…..SMS dari-mu….. SMS ucapan happy new year…..ahh masak iya…..dia rela kehilangan bonus SMS’an-nya demi aku, sang mantan yang sudah dibuang jauh-jauh olehnya!

Pukul 06.30 diriku terbangun dan meraih hp disamping boneka panda warna pink milik kakakku, tak ada satupun SMS.  Waktu pun terus berjalan. Pukul 07.15 HP berdering, nada panggil SMS masuk…..segera kuraih HP-ku tetapi bukan darimu, melainkan dari teman yang tidak bisa menggantikan namamu dihatiku. Hmmm…..kau lah lelaki yang memberikanku ucapan happy new year yang kemudian disusul sahabat-sahabat terdekatku Risma, Linda, Fathia, dan kakakku…..Oh teganya kau melupakanku. Aku menyesal membiarkan namamu membodohi hati dan pikiranku.

Di tempat kakakku kerja pemandangan yang tak ingin aku lihat terpaksa harus aku nikmati dengan rasa iri yang teramat ingin aku lakukan bersamamu di kemudian hari. Bergandengan tangan di depan publik dengan langkah yang seharusnya membawa ke dalam kehidupan yang lebih baik. Ya….ya….ya…. itu tak mungkin aku alami bersamamu

Maafkan aku, aku belum bisa mencabut duri dihatiku. Sejak aku jatuh cinta padamu. Maafkanku belum membuatmu bahagia. Rasa sayang itu belum sepenuhnya hilang, aku masih belum tahu caranya, berkali-kali aku berusaha “move on” untuk orang lain tetapi hasilnya nihil. Berulangkali aku berusaha melepasmu untuk ikhlas saat kulihat jemarimu menggandeng gadis lain.

Hai sobatku ? Si bodoh iniharus bagaimana ? Kadang rasa dan inginku sudah tak sejalan, kadang aku hanya fokus pada satu hal. Aku ingin kau enyah dari lingkunganku.

Sobatku….bisakah aku minta tolong ? Tolong…bantu aku membencimu…hatiku memang sakit saat ini…sakit…ya, sakit banget. Tapi itu belum cukup membuatku benci padamu.

Pagi ini mataku masih teramat kantuk, tak ingin bangun dan melihat aktivitasmu di sekolah nanti. Suara keras dan tarikan selimut dari ibu membuatku segera menyiapkan keperluan tuk berangkat sekolah. Dengan lambat ku mulai beraktivitas menyiapkan apa saja yang kubawa di sekolah nanti.

Hemmm…..langkah lambat menuju parkiran sekolah, ada sesuatu di belakangku dan memegang pundakku. Saat kubalikkan badan lelaki itupun menyapaku dan seuntai bunga mawar putih diberikannya padaku. Sembari berkata, ” Untaian mawar ini tak seberapa dengan apa yang pernah kita jalani waktu itu, seuntai mawar ini pun tidak hanya sebagai kado permintaan maafku padamu. Tetapi seuntai mawar putih ini sebagai persahabatan kita, walau kita sudah tidak bersama lagi.”

Aku hanya terdiam dan tidak bisa berkata-kata, kupandangi dia melewatiku setelah memberikanku bunga mawar putih ini. Selamat jalan sobat. Mungkin ini jalan terbaik buat kita.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Admin PTSP

Silahkan Hubungi Kami

Powered by WpChatPlugins