Blog

  • Meluruskan Sejarah Bojonegoro

    Meluruskan Sejarah Bojonegoro

    Pertanyaan pertama yang muncul dalam pikiran kita saat melintas di depan Pendopo Pemkab Bojonegoro yang bertuliskan PENDOPO MALOWOPATI adalah apakah benar Bojonegoro itu bumi Angling Dharmo ??

    Sebagai pemerhati sejarah kiranya penulis akan mengulas tentang pelurusan sejarah Bojonegoro. Agar generasi saat ini sampai mendatang tidak terbelenggu dengan mitos yang tidak bisa dibuktikan secara akademis/keilmuan.

    Sebagaimana saat anda memasuki wilayah Bojonegoro akan terpampang jelas dengan kalimat sambutan “Selamat Datang Di Bumi Angling Dharmo”. Tidak hanya itu saja tim sepakbola kebanggaan warga Bojonegoro memiliki sebutan “Laskar Angling Dharmo”. Kemudian Radio Pemerintah Pemkab Bojonegoro pun menamakan stasiun radionya dengan “Stasiun Radio Malowopati”. Bahkan Pendopo Pemkab Bojonegoro pun menggunakan nama “Pendopo Malowopati”. Nama Malowopati itu sendiri diambil dari lokasi Kerajaan yang dipimpin Prabu Angling Dharmo yaitu Kerajaan Malowopati. Bahkan sebagian besar warga Bojonegoro pun meyakini bahwa Angling Dharmo adalah prabu yang memiliki kerajaan di Bojonegoro. Ditambah lagi dengan ditayangkannya serial Prabu Angling Dharmo di stasiun televisi swasta nasional seolah-olah menambah keyakinan masyarakat Bojonegoro bahwa Prabu ANgling Dharmo memang berasal dari Bojonegoro.

    Pemkab saat itu menegaskan bahwa Bojonegoro adalah Bumi Angling Dharmo. Hingga saat ini yang tertanam di pikiran masyarakat Bojonegoro, ANgling Dharmo adalah leluhur Bojonegoro.

    Perlu diketahui Pemkab Bojonegoro sekitar tahun 1988 dalam buku Sejarah Kabupaten Bojonegoro, ditambah dengan terbitnya buku Sejarah Kepolisian Resort Bojonegoro yang mnegaskan bahwa tidak ada bukti peninggalan Kerajaan Malowopati. Penegasan secara ilmiah ini dinyatakan oleh Balai Arkeologi Jogjakarta.

    Namun ironis sekali, sejarah yang ditulis secara ilmiah itu ternyata tidak sampai pada generasi muda Bojonegoro saat ini. Akibatnya, generasi muda Bojonegoro hingga kini masih belum memahami sejarah yang benar. Seharusnya di sekolah mulai dari tingkat Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA). Melalui pelajaran sejarah atau IPS bisa menjelaskan sejarah kelahiran Bojonegoro ini. Jadi maklum saja, di sekolah mereka tidak mendapatkan sejarah yang benar. Mereka hanya percaya tanpa bukti sejarah. Sehingga sejarah yang diterima di kepala siswa adalah cerita mitos Prabu Angling Dharma tanpa bukti ilmiah, kaum muda Bojonegoro dipaksa untuk percaya cerita rakyat atau legenda yang jelas-jelas tanpa ada bukti sejarah yang konkret. Dalam ilmu sejarah ada 3 (tiga) unsur dalam sejarah. Yaitu yang pertama; Manusia, yaitu sebagai pelaku sejarahnya, Kedua; Tempat, yaitu dimana letak/lokasi peristiwa sejarah itu, dan ketiga; waktu, yaitu kapan terjadinya peristiwa tersebut. Untuk Cerita Angling Dharmo jelas tidak memenuhi salah satu unsur keilmuan sejarah. Dan bisa disimpulkan itu adalah legenda/cerita rakta. Ironi kan ??

    Penulis khawatir jika sejarah yang benar tidak diajarkan kepada siswa, maka akibatnya generasi muda Bojonegoro percaya kepada mitos. Apabila masyarakat mempercayai mitos maka logika sederhana tentang realita keilmuan akan hablur.

    Pada kenyataannya Angling Dharmo ternyata bukan hanya klaim dari Bojonegoro. Di daerah lain yaitu di Jawa Tengah seperti Pati, Sragen juga mengklaim sebagai daerah asal Prabu ANgling Dharmo. Banyaknya klaim tersebut menegaskan jika Angling Dharmo adalah cerita rakyat, bukan sejarah yang harus diakui kebenarannya.

    Pada bulan Agustus 2012 Tim Balai Arkeologi Jogjakarta juga menegaskan situs Mlawatan di wilayah kecamatan Kalitidu tepatnya di desa Wotangare yang di percaya sebagai petilasan Batik Madrim yaitu adik dari Prabu Angling Dharmo juga ditemukan bekas bangunan kerajaan. Tetapi Balai Arkeologi tidak menegaskan bahwa itu adalah situs lokasi reruntuhan bangunan kerajaan, melainkan sisa-sisa reruntuhan lokasi bangunan kompleks rumah. Dengan ciri bata nerah panjang 40 C cm lebar 20 cm dengan ketebalan 5 cm merupakan ciri khas bata masa kerajaan Majapahit.

    Memang di lokasi tersebut (situs Mlawatan) ditemukan tumpukan batu bata, tetapi itu bukan komleks bangunan kerajaan. Oleh karena itu penyebutan Bojonegoro sebagai bumi Nagling Dharmo perlu ditinjau ulang. Khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. Sebab jika generasi muda diberi sejarah yang menyesatkan maka akan sesat pula generasi selanjutnya tentang jati diri Bojonegoro.

    Sejarah Bojonegoro sendiri adalah merupakan bekas dari wilayah kerajaan Rajekwesi yang merupakan wilayah perdikan dari kerajaan Pajang di Jawa Tengah. Yang berlokasi di wilayah Mojoranu sekarang ini.

     Penulis : Achmad Satria Utama, S.Pd (Guru Mata pelajaran Sejarah)

  • Era Reformasi Apakah Mengalami Kemajuan ?

    Reformasi yang kia alami saat ini tidak menuju ke arah perbaikan tetapi sebaliknya malah mengalami kemunduran. Ini dikarenakan meskipun negara kita sudah berganti masa dari era Orde Lama menjadi Orde Baru akan tetapi pada era reformasi ini muncul berbagai masalah yang kurang bisa terselesaikan dan bahkan tidak sampai terselesaikan. Misalnya dinegara kita ini termasuk negara kaya akan sumber daya alamnya. Tapi apakah pemerintah dapat memanfaatkannya? Jawabnya Belum, mereka terlalu terlena dengan investor-investor asing yang semakin berhasrat menguasai sumber daya alam yang semakin melimpah itu.

    Pemerintah saat ini seolah tidak mementingkan perikehidupan rakyat melainkan lebih mementingkankehidupan pribadinya, bukankah disini rakyat ingin menginginkan adanya perubahan? Tetapi masih belum sepenuhyaterbukti atau terlaksana, meskipun negara kita sudah terbebas dari komunisme tetapi masih banyak masalah perekonomian yang saat ini menjadi “PR” bagi pemerintah.

    Disini kita menginginkan keadilan (penegakan supremasi hukum), menginginkan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya yang lebih mementingkan perikehidupan rakyatnya bukan pribadinya. Kami ingin rakyat semakin sejahtera dan mendapatkan hasil alamnya dengan baik tanpa harus bersusah payah mempertahankan keutuhannya. Disini kita menunggu janji-janji yang lama telah terucap. Jadi untuk para pemegang kebijakan di pemerintahan kita harap kalian melakukan yang terbaik untuk kita.

  • Reformasi Bidang Hukum di Indonesia

    Banyak kritik yang dilontarkan kepada bangsa Indonesia mengenai sistem penegakan hukum. Ada pandangan dalam masyarakat bahwa hukum dapat dibeli dan oleh karena itu, aparat penegak hukum tidak dapat diharapkan untuk melakukan penegakan hukum secara menyeluruh dan adil. Persepsi semacam ini tidak terbatas hanya dikalangan orang-orang asing. Berbagai bukti menunjukkan bahwa kebanyakan orang Indonesia juga memiliki pandangan yang sama dan mereka menginginkan terjadinya perubahan.

    Reformasi institusional merupakan hal yang sulit dilakukan. Mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan pihak terkait dalam bidang reformasi hukum, perlu mengambil langkah yang berkelanjutan dan pasti dalam jangka panjang, atau setidaknya selamadurasi masa kepresidenan yang baru. Namun tantangan tersebut harus dilakukan. Kualitas dari sektor hukum mempengaruhi kesehatan dan kekuatan demokrasi Indonesia, efektifitas kebijakan pemerintah serta kesehatan ekonomi.

    Reformasi Hukum Hingga Saat Ini

    Reformasi hukum telah dicoba sebelumnya. Pada masa kepresidenan Habibie dan K.H. Abdurahman Wahid, berbagai langkah mengesankan dari pihak legislatif dan eksekutif telah diambil sehubungan dengan persepsi akan lemahnya sektor hukum.

    Undang-undang Korupsi yang baru telah diberlakukan dan komisianti korupsi telah diberi mandat untuk menjalankan fungsinya. Sebuah tim investigasi gabungan  dibentuk berdasarkan keputusan presiden (Keppres), yang diberi tugas untuk menyelidiki berbagai tuduhan korupsi dalam badan peradilan.

    Hanya saja, sampai saat ini, tujuan semacam itu masih diabaikan oleh pihak aparat, sehingga hal tersebut terlepas dari jerat hukum. Kantor ombudsman dibentuk dan komite pemeriksa kekayaan pejabat negara juga telah dibentuk. Komisi hukum nasional jugadibentuk dan diberi mandat untuk merekomendasi reformasi dibidang hukum ternasuk reformasi badan-badan peradilan.

  • Krtanegara Pengikut Agama Buddha Tantra

    Krtanegara Pengikut Agama Buddha Tantra

    Krtanagara adalah seorang pengikut setia agama Buda Tantra yang telah dinobat sebagai Jina (Dhyani Buddha) maka bergelar Jnanasiwabajra Aksobhya selanjutnya dikukuhkan ke dalam simbol Arca JOKO DOLOK (arca perwujudan KRTANAGARA).

    Maka itu dalam Serat Pararaton dan berbagai Prasasti, setelah Krtanagara tiada ia disebut Siwabuddha, dan di dalam Nagarakrtagama disebutnya Siwabuddhaloka.

    Pada batur alas sandaran arca Joko Dolok nya terdapat tulisan Jawa kuno (prasasti Wurare) berangka tahun 1211 C (1289 M) memuat fakta sejarah kerajaan Singosari.

    Inti isi pesannya adalah:
    1.Dahulu kala tanah Jawa dibagi 2 oleh Arrya Bharrad dinamakan dengan Jenggala dan Pamjalu.

    2.Namun pada jaman raja Wisnuwardhana, kedua daerah terpecah itu berhasil disatukan kembali.

    3.Raja yang memerintahkan pembuatan prasasti ditasbihkan sebagai Cri Jnanjaciwabajra dan perwujudannya sebagai Jina Mahasobya.

    4.Prosesi pentasbihan tersebut di kburan Wurare. Dalam waktu singkat sang raja berhasil menyatukan daerah-daerah yang terpecah belah.

    5.Nada adalah nama pembuat prasasti tersebut.

    Keterangan itu menyiratkan peristiwa sangat penting sejarah Jawa Timur tatkala Kerajaan Kahuripan (Airlangga) memutuskan membagi dua kerajaannya menjadi mandala bagi kedua anaknya semata untuk mencegah terjadinya perang saudara.

    Demikinlah Bagian TIMUR disebut JANGGALA dan dan bagian BARAT disebut PANJALU. Tugas membelah mandala dibantu MPU BHARADA (Brahmana dari NUSA BALI) Selang beberapa abad kemudian Wisnuwardhana (Raja SINGHA SARI) berhasil mempersatukan kembali.

    Wisnuwardhana juga disebut Nararyya Sminingrat, mem pererat ikatan politik dengan mempertemukan putrinya bernama Turuk Bali dengan raja Kadiri Jayakatwang agar tidak lagi teradi perebutan kekuasaan.

    Perkawinan politik tersebut juga diteruskan Krtanagara (putra Wisnuwardhana dari Sri Jayawisnuwarddhana) yakni menikahkan salah satu putrinya dengan putra Jayakatwang bernama Ardharaja.

    Selanjutnya Krtanagara dikukuhkan sebagai Jina Mahasobhya maka ia bergelar Srijnyanja Siwabajra. Disamping berkaitan dengan unsur religi juga alasan politik dengan kaisar Mongol Kubilai Khan yang ingin menguasai Jawa (tahun 1211 S/1289M).

    Saat yang sama Kaisar Mongol (Kubilai Khan) telah dikukuhkan sebagai Jina Mahamitha. Gelar yang sejajar dengan Jina Mahasobhya Krtanagara.

    Jikalau MAHAKSOBHYA = DEWA PENGUASA ANGIN TIMUR; maka MAHANMITHA adalah PENGUASA ANGIN BARAT. Maka keduanya sejajar, inilah bukti kePERKASAAN KRTANAGARA.

    Ia TIDAK SUDI bangsanya DIJAJAH oleh bangsa mana pun namun juga tidak suka menjajah yang lain karena itu perwujudan perdamaianya disampaikan melalui Prasasti (JOKO DOLOK) Wurare sebagai bukti keberani annya yang tidak ingin dijajah oleh bangsa lain mana pun.

    Nampak betapa raut mukanya yang disampaikannya dalam Arca Joko Dolok demikian teduh, tangannya bhumisparsamudra (telapak tangan kiri tertutup seolah menyentuh bumi).

  • Man 1 Lamongan Lakukan Studi Tiru Sekolah Siaga kependudukan ( SSK ) ke Man 1 Bojonegoro

    Man 1 Lamongan Lakukan Studi Tiru Sekolah Siaga kependudukan ( SSK ) ke Man 1 Bojonegoro

    Dalam kunjungannya mereka disambut oleh Kepala MAN 1 Bojonegoro, Saifudin Julianto M.Pd. Sesampai di MAN 1 Bojonegoro 10.15 WIB seluruh rombongan melakukan seremoni pembukaan dengan diikuti oleh kedua tim SSK, masing- masing kepala MAN 1 Lamongan dan MAN 1 Bojonegoro memberikan sambutan . Setelah melakukan pembukaan langsung diantar menuju ke ruang sekolah siaga kependudukan (SSK) MAN 1 Bojonegoro. Di ruang tersebut diawali pengantar kepala madrasah MAN 1 Bojonegoro, kemudian dilanjutkan dengan paparan tentang SSK MAN 1 Bojonegoro. Setelah pemaparan tentang sekolah siaga kependudukan dilanjutkan dengan sharing kedua tim SSK.

    Study tiru ini dilakukan sebagai bahan Kelengkapan dalam SSK di ZMAN 1 Lamongan yang sudah dilaksanakan pada tahun 2020. SElain itu SSK sebagai terobosan baru dalam pendidikan di Madrasah Aliyah negeri 1 Lamongan. Setelah Madrasah Adiwiyata, Madrasah ramah anak sudah dilaksanakan oleh MAN Lamongan saat ini MAN 1 Lamongan melakukan program pendidikan baru yaitu sekolah siaga kependudukan. Program SSK di MAN 1 Lamongan merupakan program pendidikan untuk memberikan pendidikan kependudukan kepada siswa-siswi dan warga madrasah karena pada usia remaja siswa-siswi harus mulai mengenal tentang kependudukan.

    Dalam pendidikan tentang sekolah siaga kependudukan anak-anak dikenalkan dengan usia perkawinan, generasi berencana, stunting, dan bullying, serta hal-hal yang terkait dengan kependudukan lainnya. Untuk tema SSK setiap tahun berganti tergantung isu daerahnya masing-masin dan dsinkronkan dengan Kurikulum pada materi yang terkait dengan Kependudukan dan selanjutnya dituangkan dalam Rencana Pembelajaran atau RPP kata kanit SSK MAN 1 Bojonegoro Ibu Hanik Fauziyah, M.Pd.

    Kegiatan study tiru dilakukan untuk memperoleh informasi tentang Madrasah kependudukan di MAN 1 Bojonegoro yang sudah mellaksanakan mulai tahun 2015 tentunya banyak pengalaman terkait SSK , kata ibu kepala madrasah MAN 1 Lamongan, Ibu Nur Endah Mahmudah, SA.g M.Pd.I. (humas)

  • Arca Durga Mahesasuramardhini

    Arca Durga Mahesasuramardhini

    Arca-arca peninggalan masa lampau, zaman kerajaan-kerajaan bercorak Hindu Budha di Nusantara tidak hanya menampilkan keindahan semata. Arca-arca tersebut banyak memiliki makna yang berkaitan dengan cerita sejarah, legenda, mitologi, dan unsur religius yang terkandung di balik keindahannya itu sendiri.

    Durgamahasisuramardhini yang merupakan gabungan dari kata Durga, Mahisa, Asura, dan Mardhini. Arca Dewi Durga memiliki banyak tangan, lebih dari 8, 12 atau pada beberapa arca sampai dengan 16. Dewi Durga adalah nama sakti atau istri Dewa Siwa, Mahisa adalah kerbau, Asura berarti raksasa, sedang Mardhini berarti menghancurkan atau membunuh. Jadi, Durgamahasisuramardhini berarti Dewi Durga yang sedang membunuh raksasa yang ada di dalam tubuh seekor kerbau. Durga merupakan tokoh dewi yang terkenal diIndia, dan juga sangat di puja-puja dalam agama Hindu. Dia dipuja di musim gugur pada pertengahan kedua bulan Asvina di propinsi India Timur Laut.

    Dewi Durga pembunuh mahisa (kerbau) yang penjelmaan asura (raksasa musuh para dewa yang sering menyerang khayangan). Dewi Durga ditugaskan untuk menghalau asura. Asura bisa menjelma jadi berbagai macam bentuk, misalnya gajah, singa, kerbau. Sebelum muncul wujud aslinya, diwujudkan dengan mahisa (kerbau). Setelah mahisa dibunuh ditombak dengan trisula, muncul wujud aslinya (asura). Menjelma keluarnya dari ubun-ubun (kepala).

    Sebagai dewi yang digambarkan sedang berperang, Durga membawa senjata. Tangan atasnya membawa cakra dan yang dibekali oleh dewa wisnu. Dia juga bawa pedang yang panjang dan busur panah dengan mata panahnya. Tangan sebelah kanan depan menarik ekor dari kerbau (mahisa yang sudah mati). Tangan kiri menjambak rambut asura. Tangan lainnya bawa pitaka (perisai) dan Cangka, dibuat dari cangkang kerang pemberian Dewa Wisnu. Durga digambarkan dalam adegan kemenangan setelah berhasil mengalahkan asura yang berubah bentuk seperti kerbau yang sangat besar.

    Menurut naskah Devi Mahatya, diceritakan bahwa para dewa pada suatu ketika dikalahkan oleh para asura atau raksasa dibawah pimpinan Mahisasura.Paradewa memohon pertolongan Dewa Siwa dan Dewa Wisnu untuk dapat mengalahkan dan mengusir para asura yang telah mengganggu khayangan. Mendengar peristiwa yang menimpa para dewa, Dewa Siwa dan Dewa Wisnu menjadi sangat marah akan perbuatan para asura, sehingga dari mulut mereka keluar lidah api yang menyala-nyala. Lidah api juga keluar dari tubuh dewa-dewa yang lain. Kekuatan lidah api bergabung menerangi semua penjuru yang akhirnya mengumpulkan dan membentuk tubuh seorang wanita yang sangat cantik dan jadilah Dewi Durga.

    Siwa memberikan Trisulanya, Wisnu memberikan Cakra, Baruna memberikan sebuah Sangkha dan Pasa, kalung mutiara dan sepasang pakaian yang tidak bisa rusak, Agni memberikan tombak, Maruta memberi busur dengan anak panahnya, Indra memberi Fajra dan Ganta, Yama memberi Kamandalu, Kala memberi pedang dan perisai, Vivakarma memberi kapak yang mengkilap beserta senjata dan baju sirah yang tidak tembus senjata, Himavat memberikan seekor singa sebagai wahana, Kuwera memberi mangkuk yang penuh dengan anggur, dan Sesa memberikan sebuah kalung ular yang dihiasi dengan permata yang besar.

    Melalui Dewi Durga, para dewa akhirnya berhasil mengalahkan Mahisasura dengan menginjak lehernya. Dari kepala atau mulut Mahisa keluar wujud Asura-raksasa dan segera dibunuhnya.

    Berdasarkan latar belakang cerita tersebut, Durgamahasisuramardhini biasa digambarkan sedang membunuh Mahisasura, dengan jumlah tangan yang bervariasi, trisula menusuk di leher mahisa. Dia memiliki tiga mata, dada membusung, pinggang ramping, dan berdiri dalam sikap Tribhangga, rambut Jatamahkota, sedang Asura digambarkan dalam bentuk kerbau dengan darah mengalir di lehernya, berbaring di bawah kaki durga. Pada beberapa arca dewi Durga kaki kanannya biasanya digambarkan berada diatas singa, sedang kaki kirinya menginjak punggung kerbau, dan singa digambarkan sedang mencakar kerbau. Di candi-candi, ia biasanya menempati relung sebelah utara.

  • Tentang Wayang Thengul

    Tentang Wayang Thengul

    Merupakan kesenian wayang asli dari wilayah Bojonegoro. Saat ini tinggal 12 dalang yang masih aktif memainkan kesenian wayang thengul ini. Salah satunya dilakukan oleh dalang Mardji Deglek secara keliling.

    Wayang ini berbentuk 3 dimensi dan biasanya dimainkan dengan diiringi gamelan pelog/slendro. Wayang thengul ini memang sudah jarang dipertunjukkan lagi, namun keberadaannya tetap dilestarikan di Bojonegoro, terutama di kecamatan kanor yang berjarak ± 40 Km dari Kota Bojonegoro. Jalan cerita yang sering dimainkan dari kesenian ini lebih banyak mengambil cerita menak.

  • Prasasti Adan-Adan

    Prasasti Adan-Adan

    Asal    : Mayangrejo, Kec Kalitidu, Kab. Bajonegoro
    Penemu    : Bapak Mardjuki, pada tanggal 2 Maret 1992
    Bahan    : Tembaga
    Tulisan    : Jawa Kuno
    Bahasa    : Jawa Kuno
    Jumlah    : 17 lempeng

    Angka tahun : 1223 Caka/ 1301 Masehi
    Hari : Sabtu pasaran Legi
    Nama raja : Kertarajasa Jayawardhana
    Nama Permaisuri : Sri Bhuwaneswari, Sri Rajendradewi, Prajnyaparamita
    Nama Pejabat Tinggi : Rakyan Hino, Rakyan Sirikan, Rakyan Mantri Halun

    Isi menyebutkan :
    Pembebasan tanah di Adan-adan dari kewajiban membayar pajak
    Mengangkat desa Adan-adan berstatus sebagai Sima/Perdikan/Swatantra
    Diberikannya daerah Adan-adan kepada seorang pendeta raja karena telah berbakti kepada rajaKertarajasa, mengikuti segala penderitaan raja yaitu memakai pakaian kulit kayu, bertingkah susila, taat menjalankan ibadah
    Batas desa Adan-adan yaitu Tinawun, Kawangan, Jajar, Tambar, Punten, Rakamang, Kebogede, Paran, Panjer, Sanda
    Kutukan dari Raja kepada siapa saja yang berani melawan atau merubah keputusan Raja, seperti disebutkan dalam prasasti ini.

    Prasasti ini adalah salah satu sumber penulisan sejarah, berisi peristiwa-peristiwa penting di bidang agama, pemerintahan atau sosial ekonomi. Bahan untuk menulis prasasti bermacam-macam, diantaranya: batu, kayu, daun lontar, logam (emas, perak, tembaga).

    Masih perlu pengkajian dan penelitian lebih lanjut tentang keberadaan desa Adan-adan yang disebutkan dalam prasasti ini. Berdasarkan toponimi baru ada dua desa yang ada di wilayah Kabupaten Bojonegoro ini. Yakni desa Tinawung yang berlokasi di Kecamatan Malo serta Kawengan di Kecamatan Kadewan. Untuk bisa menemukan desa-desa yang lain masih perlu pengkajian lebih lanjut. Jika memang semua desa bisa ditemukan berdasarkan toponiminya. Bisa dipastikan keberadaan desa Adan-adan yang seperti disebutkan dalam lempeng prasasti ini.

    Nama prasasti Adan-adan ini diambil dari penyebutan desa Adan-adan dalam prasasti tersebut. Dari isi prasasti itu jelas bahwa daerah Bojonegoro merupakan daerah yang ada ikatannya dengan Kerajaan Majapahit.

    Masih banyak juga yang perlu digali dan diteliti tentang keterkaitan daerah Bojonegoro dengan Majapahit. Bisa jadi daerah yang disebutkan dalam prasasti tersebut menjelaskan dahwa daerah adan-adan ini memiliki andil yang cukup besar dalam masa awal Majapahit. Yakni masa dimana Raden Wijaya berhasil mengalahkan Jayakatwang yang menggulingkan Kertanegara (Raja Singhasari) pada tahun 1292 M.

    Dalam kakawin Desa Warnanna atau kitab Negara Krtagama, pada 6.43. Wirama 43 bait 165 yang berbunyi “Ring sakabdhi janaryyama nrpati mantuk ring jinendralaya, sangke wruh nira ring kriyantara lawan sar-/-wwo padesa dhika,(22a) sang mokteng siwa buddha loka kalahan sri natha ling ning sarait, ringke sthana niran dhinarmma siwa budhharcca halepnyottama”.

    ” Tahun saka Abdhijanaryyama–1214 (1292 Masehi) Baginda wafat kembali ke Jina Loka, berkat kemahiran tentang upacara segala doktrin yang luhur, mendiang baginda raja dimakamkan di alam Siwa Buddha, di dalam candinya diabadikan Arca Siwa Buddha indahnya luar biasa” (riana, 2011:321).

    Dalam upaya penyerangan ke Jayakatwang di Kadiri, Raden Wijaya di bantu oleh Arya Wiraraja dari Sungeneb (Sumenep-Madura) yang bekerjasama dengan tentara Tar-tar dari Mongolia. Dan berhasil menggulingkan Jayakatwang pada tahun 1216 Saka (1294 M). dan sejak itu Kerajaan Majapahit berdiri dengan Rade Wijaya menjadi raja pertama yang bergelar Sri Narapati Kerta Rajasa Jaya Wardhana. Hal ini tertuang dalam lontar Negara Krtgama yang berbunyi ” Ri pejah nrpa jaya katwang-awa tikang jagatalilang, masa rupa rawi sakabdha rika rnararyya sira ratu, siniwing pura ri majhapahitanuraga jaya ripu, tinelah nrpa krta rajasa jaya warddhana nrpati” yang artinya adalah Setelah wafat Jaya Katwang negeri terasa gilang gemilang, pada tahun saka Masaruparawi–1216 (1284 Masehi) Baginda (Dyah) Wijaya dinobatkan, bertahta di Majapahit disayangi oleh rakyat mampu mengalahkan musuh, baginda bergelar Sri Narapati Kerta Rajasa Jaya Wardhana..

    Bahwsannya pasukan Raden Wijaya bersama Tar-tar yang berlabuh di Jawa tepatnya di Tuban, dalam perjalanan penyerbuan ke Jaya Katwang melewati daerah adan-adan dan penduduk desa adan-adan berperan membantu penyerbuan tersebut. Atas jasa penduduk Adan-adan maka Raden Wijaya memberi hadiah pembebasan penduduk adan-adan untuk membayar pajak pada kerajaan Majapahit.

  • Era Metaverse: Integrasi Dunia Maya dan Nyata, Mansaro Madrasah Digital

    Era Metaverse: Integrasi Dunia Maya dan Nyata, Mansaro Madrasah Digital

    Madrasah Aliyah Negeri 1 Bojonegoro (Mansaro_red) diputuskan untuk menjadi pilot project Madrasah Digital dengan tema ‘Madrasah Pancasila sekaligus Nasionalis, Agamis dan Tidak Melupakan Akar Budaya Bangsa’ bertempat di halaman tengah Madrasah setempat. Jumat (17/06/2022). 

    Dari pantauan Komnasdik kegiatan diawali upacara bendera ditandai Kepala Madrasah sebagai Pembina Upacara memasuki acara menaiki motor dengan memakai blangkon di kawal oleh beberapa pengawal memakai jas hitam dan kaca mata hitam (siswa_red) disertai bunyi sirene dan asap smoke bomb mengepul menambah suasana tampak luar biasa.

    Setelah itu, pembagian hadiah kepada para juara class meeting dan selanjutnya Kepala Mansaro mendampingi tamu undangan untuk melihat lihat kemajuan fasilitas ruangan pendukung Mansaro menuju Era Metaverse. 

    Hadir pada kesempatan yang baik itu diantaranya Pejabat Lingkungan Pemkab Bojonegoro, Pejabat Lingkungan Kemenag Bojonegoro, Kepala Mansaro beserta Jajaran, Siswa dan Komnasdik.

    M. Saifuddin Yulianto, Kepala Mansaro menegaskan, setelah akhir bulan lalu Madrasah ini ditunjuk sebagai Madrasah Digital untuk mengikuti Issue Internasional Simposium of Education di Jakarta bersama dengan 40 tenaga ahli dari Kemenag yang melibatkan semua jenjang pendidikan Madrasah mulai dari RA hingga MA. Pada saat itu Madrasah ini diputuskan termasuk salah satu diantara tiga madrasah pencontohan diantaranya MAN 1 Bojonegoro, MAN 4 Kebumen dan MTs Asahan.

    Dikatakannya, setelah menjadi pilot project Madrasah Digital maka kita putuskan hari ini kita lempar ke anak-anak termasuk Madrasah Pancasila dan Madrasah Ramah Anak. Kita lakukan karena kebetulan hari ini adalah momen kurikulum yang terbaru yaitu Kurikulum Merdeka/Mandiri itu adalah momennya memanusiakan manusia dan memberikan kesempatan ke anak-anak untuk menjadi Pancasilais karena Madrasah agamis, nasionalis tetapi ingat kita tidak boleh melupakan akar budaya bangsa.

    “Ruang multimedia Parikesit diharapkan bisa menjadi muara bagi anak-anak untuk menimba ilmu secara langsung dan itu nanti juga akan kita coba kembangkan metaverse karena pendidikan kita sudah masuk Era Metaverse dan kita coba memulainya. Kita kemarin sudah memesan alat-alatnya, kita masih nego harganya. Semoga nanti anggaran Dipa tahun yang akan datang bisa kita masukan untuk peralatan metaverse,” ujarnya.

    Pak Udin panggilan familiar Kepala Mansaro sekaligus Kyai asal Plumpang Tuban ini menuturkan dengan metaverse, anak-anak tidak harus ke Afrika tetapi berada di ruangan seakan akan berada di Afrika. Anak-anak tidak harus ke Mekah tapi seakan akan mereka sudah berada di Mekah karena untuk hari ini, itu kalau dananya ada tetapi waktu berangkatnya lama, yang usia 65 tahun juga tidak bisa berangkat maka eranya adalah Era Metaverse. Jadi nanti kita siapkan alatnya semoga penganggaran tahun yang akan datang bisa kita gunakan untuk itu. Semboyan Madrasah kita yaitu pancasila, budaya, agamis dan nasionalis.

    “Class meeting dimulai pekan lalu yaitu hari Senin sampai berakhir pada hari Kamis kemarin termasuk diantaranya adalah lomba literasi dan insyaallah kedepan ini kita tinggal menunggu waktunya apakah ada di Idul Adha atau Muharram nanti akan ada lomba tulis tentang kisah perjalanan Rasulullah dengan hadiah sekitar senilai sepuluh juta rupiah dari donatur pengusaha sukses,” pungkasnya.

    (Bangun Purnomo: Koord. IT, Media & PPID Komnasdik Jatim). 

  • MAN 1 Bojonegoro Resmi Luncurkan Madrasah Digital

    MAN 1 Bojonegoro Resmi Luncurkan Madrasah Digital

    Sebagai Madrasah yang mampu menggunakan teknologi dalam pembelajaran dan aktivitas pendidikan, Madrasah Aliyah (MA) Negeri 1 Bojonegoro hari ini resmi meluncurkan Madrasah Digital.

    Peluncuran Madrasah Digital MAN 1 Bojonegoro, dihadiri oleh Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Bojonegoro yang diwakili oleh Kepala Seksi (Kasi) Pendidikan Madrasah (Pendma), Sekretaris Dinas (Sekdin) Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bojonegoro, komite madrasah, berikut segenap staf pengajar dan siswa MAN 1 Bojonegoro. 

    “Dari seleksi di Jakarta dan bersama Kemenag, mulai dari RA MI, MTs, hingga MA, kita salah satu dari tiga madrasah percontohan di antaranya MAN 4 Kebumen dan MTs Asahan. Karena kita sudah diputuskan untuk jadi pilot projek jadi Madrasah Digital, kita putuskan hari ini dan kita serahkan ke anak-anak,” kata Kepala MAN 1 Bojonegoro Saifuddin Julianto memaparkan, Jumat (17/6/2022).

    Tak hanya itu, MAN 1 Bojonegoro yang memiliki predikat Madrasah Ramah Anak juga menangkap momen pada Kurikulum Merdeka. Kelala Madrasah yang supel itu menganggap bahwa ini adalah momen memanusiakan manusia dan memberikam kesempatan yang luas kepda anak-anak untuk menjadi pancasilais.

    “Karena Madrasah Aliyah harus ada agamis, nasional, dan kita ingat tidak boleh melupakan Pancasila,” lengkapnya.

    Dari upaya sebagai Madrasah Digital, yang mampu mengaplikasikan teknologi pada semua bidang, baik akademik, layayan umum, hingga keuangan, Kepala MAN 1 Bojonegoro juga berharap supaya ruang multimedia yang dimiliki saat ini bisa menjadi muara anak-anak untuk menimba ilmu secara langsung.

    “Dan kita coba kembangkan menggunakan metaverse,” tandasnya.

    Sementara itu, Sekretaris Dinasa Kebudayaan dan Pariwisata Bojonegoro Soni Sumarsono mengapresiasi kinerja MAN 1 Bojonegoro dalam memberikan pelayanan terbaik. Segenap tenaga pendidik selalu merespon positif segala perkembangan teknologi.

    “Peningkatan mutu dan kualitas dalam pembelajaran di Madrasah itu yang paling utama untuk mempersiapkan generasi penerus bangsa,” ujar Soni Sumarsono. [feb/col]